Kamis, 28 Maret 2013

MAKALAH TBC



     MAKALAH    
 TBC

  





GUSNI KHAIDIR








DAFTAR ISI


Kata Pengantar i ......................................................................
Daftar Isi ii .................................................................................

Bab I Pendahuluan 1..............................................................
A. Kata Pengantar 1 ........................
B. Tujuan 1 ........................................

Bab II Isi 2...............................................................................
A. Penyebab Penyakit TBC 2 .............
B. Cara Penularan Penyakit TBC 2...
C. Gejala Penyakit TBC 4....................
D. TBC Pada Anak 5.............................
E. Penegakan Diagnosis 6.................

Bab III Penutup 7............................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................












KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penyakit TBC ini dengan baik tanpa hambatan.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini.

                                                                                                GUSNI KHAIDIR, maret 2013

                                                               Penyusun














                                                                      BAB I
                                                            PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

     Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

B. Tujuan
      Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui penyebab penyakit TBC
2. Mengetahui cara penularan penyakit TBC
3. Mengetahui gejala penyakit TBC

                                                                  BAB II
                                                       TINJAUAN TEORITIS


       Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
        Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

A. Penyebab Penyakit TBC
     Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

B. Cara Penularan Penyakit TBC
    Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir       seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
        Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
        Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
         Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

C. Gejala Penyakit TBC

    Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
  
    1. Gejala sistemik/umum
 • Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
• Penurunan nafsu makan dan berat badan.
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
 
     2. Gejala khusus
 • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
          Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
 
D. TBC Pada Anak
       Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil yang
belum diimunisasi dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin),
karena kurangnya gizi dan karena lingkungan yang kurang sehat.
Tidak cukup untuk sekedar memahami cara bagaimana anak-anak
terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana penyakit tersebut dapat
menyebar. Kemungkinan adanya tuberkulosis pada anak yang kurus
atau bila ditemukan:

    1. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu (adanya grafik kenaikan berat badan akan sangat berguna).
    2. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3 bulan.
    3. Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan mengi atau batuk yang sesekali dapat menyerupai batuk rejan.
    4. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab yang jelas.
    5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan – pekak, pada salah satu sisi dada.
    6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah pemberian obat cacing.
    7. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak sembuh setelah diberi obat cacing atau obat untuk giardiasis (dengan metronidazole).
    8. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.
    9. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.
   10. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan iga atau tulang atau sendi yang manapun yang tidak disebabkan cedera.
   11. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak nyeri, terkadang dengan beberapa kelenjar getah bening kecil didekatnya dan terkadang melekat tak teratur


E. Penegakan Diagnosis

    Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
5. Rontgen dada (thorax photo).
6. Uji tuberkulin.
Bagaimana mencegah agar tidak tertular kepada orang lain
1. Penderita tuberculosa paru:
• Minum obat secara teratur sampai selesai
• Menutup mulut waktu bersin atau batuk
• Tidak meludah di sembarang tempat
• Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol/lisol
2. Untuk keluarga:
• Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur
• Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk
• Kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
3. Pencegahan yang lain
• Imunisasi pada bayi
• Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi


                                                  


                                                                 BAB III
                                                               PENUTUP


         Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja.
         Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA)
          Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita.


                                                DAFTAR PUSTAKA